MENCIPTAKAN KARAKTER YANG KUAT

 Cara Menciptakan Karakter yang Kuat Roma 12:12 TB [12] Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!  Paulus, penulis surat kepada Gereja di Roma, sering mendorong para jemaat di Roma di tengah-tengah penganiayaan dan kesulitan yang mereka alami. Paruh pertama surat Paulus mengoreksi beberapa pemikiran mereka, sedangkan paruh kedua berfokus pada karakter dan tindakan mereka. Dalam Roma 12, Paulus mendorong orang-orang percaya untuk menjadikan kasih sebagai motivasi utama mereka dalam melakukan segala hal. Saat kasih menjadi dasar dari diri mereka, maka Tuhan dapat memperbarui dan mengubah setiap bidang kehidupan. Ketika mereka mengizinkan Tuhan untuk mengubah karakter mereka, saat itulah mereka dapat bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa.  Umat Kristiani memiliki pengharapan yang unik di dalam Yesus–kita tahu bahwa Yesus menang atas dosa dan suatu hari akan kembali untuk memperbarui segalanya...

MELIHAT KE DALAM DIRI

 


Melihat ke Dalam Diri
 

Sebelum seseorang menanam, dia sudah menentukan jenis pohon apa yang ingin dia hasilkan, sehingga waktu pohon itu masih berbentuk benih sekalipun, penanam sudah tahu hasil akhirnya. 

Berkaitan dengan tujuan hidup, kita biasanya bukan berada dalam posisi penanam, tetapi cenderung berada dalam posisi benih. Hari ini kita belum melihat kita akan jadi apa nantinya, akan melakukan apa di 10 maupun 20 tahun kemudian. Kita bisa berencana dan berharap, tapi belum tahu hasil dari perjalanan kita. 

Penulis kitab Kejadian mencatat, “Allah memberkati mereka (manusia),” setelah Dia menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. 

Waktu itu setelah diciptakan, belum ada perkantoran di mana manusia bisa bekerja, meniti karir, dan mendapat gaji. Belum ada televisi supaya mereka bisa menonton dan menghibur diri. Belum ada perpustakaan, universitas, internet, dan Google. Belum ada berbagai penemuan oleh Thomas Edison, Steve Jobs, Bill Gates, dan yang lainnya. Manusia pada waktu itu hanya memiliki Tuhan, diri sendiri, sesama, dan taman di mana Tuhan telah menempatkan mereka.

Artinya, tidak perlu menunggu sampai meraih posisi teratas dalam karir, punya kekayaan yang amat banyak, gadget tercanggih, ataupun pendidikan tertinggi lebih dahulu. Sebab, selama kita memiliki Tuhan, diri kita, sesama, dan lingkungan di mana kita berada, kita bisa menghidupi tujuan hidup kita. 

Tujuan hidup tidak dapat ditemukan ketika kita terus melihat ke luar, membandingkan diri, maupun mengeluh. Tujuan hidup bisa kita temukan dan hidupi ketika melihat ke dalam diri, mengembangkan potensi kita, bersyukur atas berkat Tuhan, dan mengerjakan apa yang ada di tangan kita dengan maksimal.

Doa

Bapa di surga, sama seperti Engkau telah memberkati Adam dan Hawa, aku percaya Engkau juga memberkati aku, sehingga aku bisa hidup sesuai dengan rancangan-Mu dan untuk ini, aku bersyukur. Ampuni aku kalau selama ini aku terus melihat ke luar dan selalu merasa apa yang aku punya itu tidak cukup. Ajar aku untuk melihat ke dalam diriku setiap hari, menemukan, mensyukuri, dan mengembangkan segala yang telah Engkau percayakan kepadaku. Dalam nama Tuhan Yesus, amin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN DENGAN KASIH

HIDUP TANPA TERSINGGUNG

HATI TERIKAT PADA TUHAN,BUKAN HARTA