JANJI ROH KUDUS

Matius 5:43-47 TB
[43] Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. [44] Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. [45] Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. [46] Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? [47] Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?
Selama dua hari terakhir, kita telah membicarakan tentang masalah kemarahan kita. Tetapi mengapa kita begitu marah? Mengapa begitu sulit melepaskan rasa tersinggung?
Tidak ada satu jawaban mudah yang cocok untuk semua itu karena kemarahan bersumber dari banyak hal. Terkadang kemarahan adalah indikasi dari masalah yang lebih besar. Dalam hal ini, bijaksana untuk mendapat bantuan dari seorang konselor, pendeta, atau teman yang bisa dipercaya.
Tetapi mari kita memperhatikan kemarahan berkelompok yang kita alami dalam budaya kita. Mengapa kebanyakan dari kita sangat tersinggung sepanjang waktu?
Sebagian karena kemarahan kita sekarang didokumentasikan secara publik. Dahulu orang-orang marah dan lalu melanjutkan hidup. Sekarang, orang-orang mengunggah di media sosial ketika mereka marah, yang lalu memicu lebih banyak lagi kemarahan.
Kita juga harus ingat bahwa kita punya musuh sebenarnya yang memiliki misi untuk mencuri, membunuh, dan membinasakan. Dan amarah manusiawi kita masuk ke dalam rencana itu.
Tetapi apa yang kita lakukan dengan amarah itu bisa menjadi masalah. Bahkan, berikut adalah tiga cara amarah kita dapat menyebabkan kehancuran.
Mari lepaskan kemarahan yang menawan kita. Dan sebagai gantinya, mari kita menjadi seperti Kristus, yang tidak membiarkan amarah-Nya membawa dosa. Kasih-Nya cukup berkuasa untuk menutupi baik yang tertindas maupun yang menindas. Dan kita dipanggil untuk melakukan hal yang sama—untuk memperbaiki kesalahan tanpa meremehkan orang dan untuk mencari keadilan sambil juga menyukai belas kasihan.
Tuhan Yesus memberkati Amen
BalasHapus