MENCIPTAKAN KARAKTER YANG KUAT

 Cara Menciptakan Karakter yang Kuat Roma 12:12 TB [12] Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!  Paulus, penulis surat kepada Gereja di Roma, sering mendorong para jemaat di Roma di tengah-tengah penganiayaan dan kesulitan yang mereka alami. Paruh pertama surat Paulus mengoreksi beberapa pemikiran mereka, sedangkan paruh kedua berfokus pada karakter dan tindakan mereka. Dalam Roma 12, Paulus mendorong orang-orang percaya untuk menjadikan kasih sebagai motivasi utama mereka dalam melakukan segala hal. Saat kasih menjadi dasar dari diri mereka, maka Tuhan dapat memperbarui dan mengubah setiap bidang kehidupan. Ketika mereka mengizinkan Tuhan untuk mengubah karakter mereka, saat itulah mereka dapat bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa.  Umat Kristiani memiliki pengharapan yang unik di dalam Yesus–kita tahu bahwa Yesus menang atas dosa dan suatu hari akan kembali untuk memperbarui segalanya...

KELAPARAN ROHANI

 


Kelaparan Rohani

Yesaya 55:1-2 TB
[1]  Ayo, hai semua orang yang haus, marilah dan minumlah air, dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli dan makanlah, juga anggur dan susu tanpa bayaran! [2] Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan? Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.

Anda selalu bisa tahu saat selera makan berubah, karena ini akan menghasilkan sesuatu yang berbeda. Jika nafsu makan kita berubah dari hal-hal Ilahi menjadi hal-hal duniawi, kelaparan itu akan menghasilkan hal-hal duniawi. Sebaliknya, jika selera makan kita berubah dari hal-hal duniawi menjadi hal-hal ilahi, kelaparan itu akan menghasilkan hal-hal ilahi.

Apa yang dihasilkan hidup Anda hari ini? Apa saja hal-hal yang muncul dari perjalanan, ucapan, tindakan, dorongan, dan keinginan Anda dari hari-ke-hari? Jika Anda utamanya menghasilkan hal-hal duniawi, selera makan Anda telah berubah dari hal-hal Rohani menjadi hal-hal duniawi. Jika Anda utamanya menghasilkan hal-hal Rohani, selera makan Anda telah berubah dari hal-hal duniawi menjadi hal-hal Rohani.

Jika selera makan saya adalah untuk hal-hal seperti membaca Alkitab, berdoa, dan beribadah, baik secara pribadi maupun berkelompok, maka saya memiliki kelaparan yang tepat. Namun, jika saya tidak memiliki selera terhadap hal-hal ini, kelaparan saya tidaklah tepat.

Mari kita lihat apa yang Alkitab katakan tentang kelaparan. Dalam Yohanes 6:25-70, Yesus menyebut Dirinya sebagai Roti Hidup. Apa artinya? Para murid juga kebingungan. Yesus menyebut Dirinya sebagai sumber gizi rohani kita. Dia mengatakan pada kita bahwa ketika kita merasa lapar, secara rohani, kita bisa datang kepada-Nya dan menjadi kenyang.

Dalam Yesaya 55:1-2, kita melihat perumpamaan ini dipakai kembali. Orang yang haus dan lapar tapi tidak memiliki uang diberitahukan bahwa mereka dapat minum dan makan. Jika mereka tidak punya uang, bagaimana mungkin? Kehausan dan kelaparan mereka adalah jenis rohani – dan Kerajaan Allah tidak memungut bayaran!

Kita perlu mendapatkan kembali kelaparan kita akan roti rohani. Kita memerlukan selera makan untuk hal-hal ilahi. Kita perlu membuang keinginan dipuaskan dengan hal-hal duniawi. Kita perlu untuk merindukan makanan dari Firman, dari doa, dan dari ibadah. Perut kita perlu berbunyi merindukan akan hadirat-Nya. Ketika kita melakukannya, jiwa kita akan dipuaskan, dan hidup kita akan berubah.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN DENGAN KASIH

HIDUP TANPA TERSINGGUNG

HATI TERIKAT PADA TUHAN,BUKAN HARTA