MENCIPTAKAN KARAKTER YANG KUAT

 Cara Menciptakan Karakter yang Kuat Roma 12:12 TB [12] Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!  Paulus, penulis surat kepada Gereja di Roma, sering mendorong para jemaat di Roma di tengah-tengah penganiayaan dan kesulitan yang mereka alami. Paruh pertama surat Paulus mengoreksi beberapa pemikiran mereka, sedangkan paruh kedua berfokus pada karakter dan tindakan mereka. Dalam Roma 12, Paulus mendorong orang-orang percaya untuk menjadikan kasih sebagai motivasi utama mereka dalam melakukan segala hal. Saat kasih menjadi dasar dari diri mereka, maka Tuhan dapat memperbarui dan mengubah setiap bidang kehidupan. Ketika mereka mengizinkan Tuhan untuk mengubah karakter mereka, saat itulah mereka dapat bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa.  Umat Kristiani memiliki pengharapan yang unik di dalam Yesus–kita tahu bahwa Yesus menang atas dosa dan suatu hari akan kembali untuk memperbarui segalanya...

JANGAN SIA-SIAKAN MUSIM KESENDIRIAN ANDA



 *Jangan Sia-Siakan Musim Kesendirian Anda*

2 Timotius 4:13 “Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu.”

Apa yang harus Anda lakukan ketika menghadapi musim kesendirian? Jawabannya diilustrasikan dalam kehidupan Paulus dalam 2 Timotius 4, ketika ia dikurung di penjara menunggu waktu eksekusi.

*Itu artinya berusaha untuk menciptakan hal positif di tengah situasi buruk. Lawan godaan untuk tidak berbuat sesuatu. Berusahalah– apa pun itu. Cobalah memikirkan cara-cara kreatif untuk memanfaatkan musim kesendirian Anda.*

Paulus menulis surat kepada Timotius dari dalam penjara. Pesannya, “Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku, terutama perkamen itu” (2 Timotius 4:13).

*Di musim kesendirian, Paulus memilih untuk tetap produktif. Meskipun kesepian, ia tidak mengais iba dari orang lain. Dia tidak mengeluh atau menyerah.* Paulus merupakan salah satu tokoh Kristen terhebat yang pernah hidup setelah Yesus. Paulus telah memenangkan banyak jiwa buat Kristus, namun ia benar-benar sendirian di hari-hari terakhirnya. Apa yang dia lakukan? Dia melakukan yang terbaik di tengah situasi tersebut. *Dia menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya. Ada dua hal yang ia katakan:*

*1. "Bawakan jubahku." Penjara Romawi lembab, gelap, dan dingin. Paulus berusaha sebaik mungkin untuk merawat dirinya sendiri. Biasanya ketika kita kesepian dan tertekan, kita tidak merawat diri kita dengan baik — secara fisik atau secara rohani.* Kita tidak berolahraga. Kita tidak beristirahat dengan cukup. Kita tidak makan dengan baik. Sekalipun Anda kesepian, bukan berarti Anda tidak perlu merawat diri Anda sendiri.

*2. "Bawakan kitab-kitabku." Paulus adalah seseorang yang supel. Dia tidak suka kesendirian; Tuhan tidak merancang pribadinya demikian. Berada di sel isolasi penjara Romawi adalah kebalikan dari cita-cita Paulus. Namun, ia melakukan yang terbaik yang ia bisa. Dia menulis surat-surat yang kemudian menjadi kitab dalam Perjanjian Baru. Mungkin satu-satunya cara Allah dapat memperlambat langkah Paulus ialah dengan mengurungnya di sel isolasi.* Dan karena itulah, sekitar 2.000 tahun kemudian, kita masih memperoleh manfaat dari bagaimana Paulus menggunakan waktunya ketika dia kesepian.

Renungkan hal ini:

- Apa sesuatu yang bermanfaat atau yang berguna yang bisa Anda lakukan sekarang, saat Anda sendirian, yang akan sulit dilakukan apabila ada orang lain di sekitar Anda?

- Langkah-langkah praktis apa yang dapat Anda ambil hari ini untuk merawat diri Anda dengan lebih baik?

- Siapa yang paling diuntungkan dari pelajaran yang telah Anda petik di musim kesendirian Anda?

*Ketika sedang menghadapi musim kesendirian, hendaklah Anda menggunakan waktu itu sebaik-baiknya.*

RW

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN DENGAN KASIH

HIDUP TANPA TERSINGGUNG

HATI TERIKAT PADA TUHAN,BUKAN HARTA