JANGAN MULUK-MULUK

 JANGAN MULUK-MULUK Jangan terlalu muluk muluk dalam menjalani hidup ini.»IHT« Mazmur 116:6  TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku.  Sesungguhnya Tuhan memberi perlindungan, perhatian dan pemelihaaan khusus kepada orang yang tidak sombong, yang mengandalkannya dan yang hidup dalam kerendahan hati. Roma 12:16  Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!  Jangan punya keinginan atau target yang terlalu tinggi dan tidak realistis, fokuslah pada hal hal yang sederhana, sesuai kemampuan, agar hidup lebih tenang, tidak memaksakan diri dan terhindar dari stres. 1 Timotius 2:9  Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaia...

JANGAN MENGIKUTI PEMBERONTAKAN SEPERTI KORAH

 Jangan Mengikuti Pemberontak Seperti Korah


Bilangan 16:1-3 (TB)


"Korah bin Yizhar... mengajak serta Datan dan Abiram... dan mereka bangkit menentang Musa... Mereka berkumpul menentang Musa dan Harun, dan berkata kepada mereka: ‘Cukuplah itu! Segala umat itu, semuanya adalah orang kudus, dan TUHAN ada di tengah-tengah mereka. Mengapa kamu meninggi-ninggikan diri di atas jemaah TUHAN?’”


I. PENDAHULUAN

Saudara-saudari terkasih,

Kita hidup di zaman yang penuh dengan semangat perlawanan. Di mana-mana orang menuntut kebebasan, bahkan menolak otoritas. Tapi Firman Tuhan memberi kita peringatan tegas melalui kisah pemberontakan Korah, Datan, dan Abiram: Jangan mengikuti pemberontak!

Pemberontakan bukan hanya dosa sosial, tetapi juga dosa rohani yang serius, karena itu adalah bentuk penolakan terhadap otoritas Tuhan sendiri.

II. LATAR BELAKANG KISAH KORAH (Bilangan 16)

Korah adalah orang Lewi, dari kaum Kehat. Dia seharusnya melayani di Kemah Suci, tetapi tidak puas dengan perannya.

Bersama Datan dan Abiram, dari suku Ruben, Korah mengumpulkan 250 pemimpin umat, lalu mereka memberontak terhadap Musa dan Harun.

Mereka berkata: "Semua umat kudus! Kenapa kalian merasa lebih tinggi?"

❗ Ini bukan hanya kritik terhadap manusia — ini adalah pemberontakan terhadap otoritas Tuhan, karena Musa dan Harun dipilih langsung oleh Tuhan.

III. AKIBAT PEMBERONTAKAN

Bilangan 16:31-33 (TB):

"Tanah yang di bawah mereka terbelah, lalu mulut bumi menganga dan menelan mereka... demikianlah mereka lenyap dari tengah-tengah umat itu."

Tanah terbuka dan menelan Korah, Datan, Abiram dan keluarga mereka.

Api Tuhan membakar 250 pemimpin yang turut serta memberontak.

Orang Israel yang mengeluh setelah itu juga dihukum dengan tulah (Bil. 16:41-50), dan 14.700 orang mati.

➡️ Pelajaran besar:

Jangan ikut-ikutan orang yang memberontak, meskipun mereka banyak dan kelihatan benar!

IV. APLIKASI UNTUK ZAMAN SEKARANG

πŸ’₯ 1. Pemberontakan Bisa Dimulai dari Ketidakpuasan

Korah tidak puas hanya melayani sebagai orang Lewi. Ia ingin jabatan imam — yang bukan bagiannya. Ini mengajarkan kita bahwa ketidakpuasan bisa melahirkan iri hati dan akhirnya pemberontakan.

Yakobus 3:16 (TB): "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat."

➡️ Apakah kita rela melayani Tuhan sesuai porsi kita, atau kita ingin “naik level” dengan cara pemberontakan?

⚠️ 2. Pemberontakan Menghasut Orang Lain

Korah tidak sendirian. Dia menghasut 250 pemimpin lain. Begitu pula dalam gereja atau keluarga, satu orang yang tidak puas bisa menarik banyak orang untuk memberontak.

➡️ Hati-hati dengan suara-suara yang menghasut:

"Pemimpin ini tidak adil."

"Kita juga layak memimpin."

"Kenapa harus ikut aturan mereka?"

Amsal 6:16-19 mencatat bahwa Tuhan membenci "orang yang menimbulkan pertengkaran di antara saudara-saudara."

πŸ”₯ 3. Mengikuti Pemberontak Membawa Kehancuran

Bukan hanya Korah yang dihukum — tapi juga semua yang ikut dia. Bahkan mereka yang hanya mendukung diam-diam terkena akibatnya.

➡️ Jangan ikut-ikutan, meskipun mereka kelihatan bijak, populer, atau banyak pendukung. Ukur semua dengan Firman Tuhan.

Amsal 24:21 (TB):

"Hai anakku, takutlah akan TUHAN dan raja; jangan melawan terhadap kedua-duanya. Karena dengan cepat akan datang bencana dari mereka."

✝️ 4. Tuhan Mencari Hati yang Taat, Bukan Ambisius

Yesus sendiri, walaupun adalah Anak Allah, tidak memberontak, tetapi merendahkan diri dan taat sampai mati.

Filipi 2:8 (TB): "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

➡️ Ketaatan lebih berkenan di hadapan Tuhan daripada ambisi yang dibungkus kerohanian.

V. PENUTUP: RENUNGKAN DAN WASPADAI!

Saudara,

Kita harus berhati-hati terhadap benih pemberontakan, baik dalam diri sendiri, maupun dalam lingkungan kita. Jangan mudah ikut-ikutan. Tuhan memanggil kita untuk tunduk, taat, dan setia — bukan memberontak.

πŸ”Ž Periksa hatimu hari ini:

Apakah aku menyimpan iri hati terhadap pemimpin rohani?

Apakah aku gampang terpengaruh oleh orang yang suka mengkritik dan menghasut?

Apakah aku menjadi penyebar damai, atau justru benih perpecahan?

Yudas 1:11 (TB): "Celakalah mereka karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain, dan karena mereka telah hanyut ke dalam kesesatan Bileam demi upah, dan binasa karena pemberontakan Korah."

πŸ‘‰ Jangan seperti Korah. Jangan ikut pemberontak. Ikutlah Kristus — dalam ketaatan dan kerendahan hati.

✅ AJAKAN AKHIR

Mari kita:

Bertobat jika pernah mendukung pemberontakan secara langsung atau tidak.

Berdiri di pihak Tuhan, bukan di pihak “orang banyak”.

Menghargai otoritas yang Tuhan tetapkan, dan terus melayani dengan setia dalam porsi kita.

Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HIDUP TANPA TERSINGGUNG

HATI TERIKAT PADA TUHAN,BUKAN HARTA

PENGHARAPAN YANG TAK PERNAH PUDAR