MENCIPTAKAN KARAKTER YANG KUAT

 Cara Menciptakan Karakter yang Kuat Roma 12:12 TB [12] Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!  Paulus, penulis surat kepada Gereja di Roma, sering mendorong para jemaat di Roma di tengah-tengah penganiayaan dan kesulitan yang mereka alami. Paruh pertama surat Paulus mengoreksi beberapa pemikiran mereka, sedangkan paruh kedua berfokus pada karakter dan tindakan mereka. Dalam Roma 12, Paulus mendorong orang-orang percaya untuk menjadikan kasih sebagai motivasi utama mereka dalam melakukan segala hal. Saat kasih menjadi dasar dari diri mereka, maka Tuhan dapat memperbarui dan mengubah setiap bidang kehidupan. Ketika mereka mengizinkan Tuhan untuk mengubah karakter mereka, saat itulah mereka dapat bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan, dan bertekun dalam doa.  Umat Kristiani memiliki pengharapan yang unik di dalam Yesus–kita tahu bahwa Yesus menang atas dosa dan suatu hari akan kembali untuk memperbarui segalanya...

KEBEBASAN UNTUK BERSYUKUR

 Kebebasan untuk Bersyukur

1 Tesalonika 5:16-18 TB

[16] Bersukacitalah senantiasa. [17] Tetaplah berdoa. [18] Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Sinisme bisa menjadi jalan keluar yang mudah saat kita diperhadapkan dengan pemikiran atau situasi yang tidak kita setujui. Semakin kita sinis, semakin kita menghakimi orang lain atas tindakan mereka. Dan, jika kita tidak hati-hati, kita bisa bertumbuh menjadi orang yang angkuh dan arogan.

Penawar dari pemikiran seperti ini adalah tidak menjadi benar dalam segalanya, atau memiliki pendapat yang benar tentang segala sesuatu. Sebaliknya, cara untuk pulih dari hati yang sinis adalah dengan berterima kasih dan bersyukur.

Jika Anda bersyukur, Anda akan mengalihkan fokus dari diri sendiri dan menaruhnya kepada Tuhan. Saat Anda bersyukur atas sesuatu, Anda tidak lagi menghakimi dengan tidak seharusnya; Anda menghargai apa adanya.

Dalam perikop ini, Paulus mendorong semua jemaat di Tesalonika untuk terus bersyukur atas siapa Tuhan dan apa yang telah Dia lakukan. Dia menyuruh mereka untuk terus bersukacita. Bagaimana mungkin? Bagi Paulus, oleh karena anugerah Tuhan yang luar biasa, akan selalu ada hal yang bisa membuat kita bersukacita.

Semakin kita bersyukur dan bersukacita, kita akan terhubung lebih dekat lagi dengan hati dan keinginan Tuhan. Kita akan terhubung dengan Tuhan lebih dalam lagi, dan memungkinkan untuk bertekun dalam doa. Saat kita terlalu berfokus pada diri sendiri, kita tidak lagi memiliki kapasitas untuk bersekutu dengan Tuhan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN DENGAN KASIH

HIDUP TANPA TERSINGGUNG

HATI TERIKAT PADA TUHAN,BUKAN HARTA