JANJI ROH KUDUS

Gambar
  JANJI ROH KUDUS Lukas 24:49 TSI [49] Dan kepada kalian Aku akan mengutus Penolong yang sudah dijanjikan Bapa-Ku. Tinggallah di kota ini sampai Allah memperlengkapi kalian dengan kuasa dari surga.” Pernahkah saudara dijanjikan sesuatu oleh Orang Tuamu? Mungkin akhir Minggu dijanjikan untuk dibawa pergi jalan-jalan, atau dibelikan mainan yang sudah lama saudara mau? Coba bayangkan perasaan menantikan janji itu. Pasti ada rasa kegembiraan tersendiri bukan? Saya mencoba membayangkan seberapa gembira dan semangatnya para rasul ketika Yesus menjanjikan tentang baptisan Roh Kudus yang akan datang. Setiap orang percaya yang sudah lahir baru, maka keselamatan mereka dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam diri mereka (Ef. 1:13). Tetapi bukan ini yang dimaksud oleh Yesus dalam kitab Kisah Para Rasul ini, tetapi sebuah momen dimana orang percaya dikuasai dan diberdayakan oleh Roh Kudus untuk melayani dengan sebuah kekuatan yang ilahi. Para murid diminta untuk menantikan baptisan Roh Kudus ini unt...

SENANG KARENA SALAH



 Senang Karena Salah

Kebanyakan dari kita suka untuk merasa benar. Tetapi bagaimana kalau kita perlu belajar untuk senang karena salah? 

Pikirkan hal ini. Ketika kita yakin bahwa sudut pandang kita benar, kita tidak terbuka untuk mendengarkan orang lain atau belajar dari yang lain. Tetapi kita sering kali paling banyak bertumbuh ketika berhadapan dengan informasi atau sudut pandang baru.

Kita melihat ini terjadi dalam Lukas 10 ketika Yesus mengunjungi Maria dan Martha. Martha sibuk bersih-bersih, memasak, dan menyiapkan kunjungan mereka dengan Juru Selamat dunia. Sementara itu, saudara perempuannya Maria memberi Yesus perhatian yang tak terbagi, mendengarkan Dia dan menghabiskan waktu bersama-Nya—tidak membantu dalam persiapannya. 

Martha cukup jengkel, dan segera, dia menghadap Yesus tentang hal ini, dan berkata: 

… “Tuhan, tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Lukas 10:40 PBTB2 

Martha yakin dia benar, dan kemarahannya mendukungnya. Lagi pula, dia telah mengerjakan semua pekerjaan, dan Maria duduk-duduk saja. Tentu Yesus akan memberi keadilan yang dia pantas dapatkan dan menegur Maria, betul? 

Salah. 

Yesus melihat Martha dan menjawab: 

“Martha, Martha … engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Lukas 10:41-42 PBTB2

Dalam kemarahannya, Martha bahkan tidak menyadari bahwa dia salah. Dia marah tentang sesuatu yang tidak terlalu penting, sementara orang yang dia marahi melakukan hal yang benar. 

Sering kali, hal yang sama berlaku bagi kita. 

Kita meyakinkan diri sendiri bahwa kita benar dan mereka salah, jadi kita lebih baik dan mereka perlu tahu itu. Tetapi sudut pandang kita sering kali tidak lengkap. 

Ketika kita mengambil waktu untuk sungguh-sungguh mendengarkan yang lain dan mendengarkan Tuhan, kita mungkin akan menemukan bahwa kita ternyata tidak benar—atau mungkin hal itu tidaklah hitam dan putih seperti yang kita pikirkan. 

Dan ketika dihadapkan dengan informasi baru itu, kita punya pilihan. Kita bisa jadi lebih marah karena kita salah. Atau kita bisa senang karena salah, memilih untuk bersyukur atas kesempatan belajar dan bertumbuh.

Jadi kali berikutnya Anda berhadapan dengan pandangan yang tidak Anda setujui, gunakan pola pikir yang bertumbuh. Daripada bereaksi dengan kemarahan atau meningkatkan keangkuhan, pertimbangkan mengapa orang lain memiliki cara pandang itu. 

Mendengarkan untuk memahaminya mungkin tidak mengubah pikiran Anda, tetapi hal itu dapat memperluas hati Anda. Jadi daripada menolak atau mengkritik pandangan seseorang, pilihlah untuk menunjukkan empati dan bersuka cita dalam fakta bahwa kita tidak selalu tahu apakah kita benar, tetapi kita dapat selalu memilih untuk menunjukkan kasih.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN DENGAN KASIH

HIDUP TANPA TERSINGGUNG

PERJUANGAN