JANJI ROH KUDUS

Gambar
  JANJI ROH KUDUS Lukas 24:49 TSI [49] Dan kepada kalian Aku akan mengutus Penolong yang sudah dijanjikan Bapa-Ku. Tinggallah di kota ini sampai Allah memperlengkapi kalian dengan kuasa dari surga.” Pernahkah saudara dijanjikan sesuatu oleh Orang Tuamu? Mungkin akhir Minggu dijanjikan untuk dibawa pergi jalan-jalan, atau dibelikan mainan yang sudah lama saudara mau? Coba bayangkan perasaan menantikan janji itu. Pasti ada rasa kegembiraan tersendiri bukan? Saya mencoba membayangkan seberapa gembira dan semangatnya para rasul ketika Yesus menjanjikan tentang baptisan Roh Kudus yang akan datang. Setiap orang percaya yang sudah lahir baru, maka keselamatan mereka dimeteraikan oleh Roh Kudus dalam diri mereka (Ef. 1:13). Tetapi bukan ini yang dimaksud oleh Yesus dalam kitab Kisah Para Rasul ini, tetapi sebuah momen dimana orang percaya dikuasai dan diberdayakan oleh Roh Kudus untuk melayani dengan sebuah kekuatan yang ilahi. Para murid diminta untuk menantikan baptisan Roh Kudus ini unt...

KUATKANLAH DIRI ANDA DALAM TUHAN



 Kuatkanlah Diri Anda di dalam Tuhan

1 Samuel 30:1-8 TB

[1] Ketika Daud serta orang-orangnya sampai ke Ziklag pada hari yang ketiga, orang Amalek telah menyerbu Tanah Negeb dan Ziklag; Ziklag telah dikalahkan oleh mereka dan dibakar habis. [2] Perempuan-perempuan dan semua orang yang ada di sana, tua dan muda, telah ditawan mereka, dengan tidak membunuh seorang pun; mereka menggiring sekaliannya, kemudian meneruskan perjalanannya. [3] Ketika Daud dan orang-orangnya sampai ke kota itu, tampaklah kota itu terbakar habis, dan isteri mereka serta anak mereka yang laki-laki dan perempuan telah ditawan. [4] Lalu menangislah Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis. [5]  Juga kedua isteri Daud ditawan, yakni Ahinoam, perempuan Yizreel, dan Abigail, bekas isteri Nabal, orang Karmel itu. [6] Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada Tuhan, Allahnya. [7]  Lalu Daud memberi perintah kepada imam Abyatar bin Ahimelekh: ”Bawalah efod itu kepadaku.” Maka Abyatar membawa efod itu kepada Daud. [8] Kemudian bertanyalah Daud kepada Tuhan, katanya: ”Haruskah aku mengejar gerombolan itu? Akan dapatkah mereka kususul?” Dan Ia berfirman kepadanya: ”Kejarlah, sebab sesungguhnya, engkau akan dapat menyusul mereka dan melepaskan para tawanan.” 

Setelah perjalanan yang sangat melelahkan selama tiga hari, Daud dan para pengikutnya akhirnya tiba di kota mereka dan menemukan pemandangan yang mengerikan. Rumah-rumah mereka hangus dibakar, dan keluarga mereka hilang. Keputusasaan melanda mereka, namun kesukaran Daud semakin besar saat duka para pengikutnya berubah menjadi amarah penuh kepahitan dan mereka ingin merajam dia dengan batu.

Kebanyakan dari kita tidak akan mengalami situasi ekstrim seperti ini, namun kita dapat merasakan keputusasaan Daud. Terkadang keputusasaan ada setelah suatu tragedi terjadi atau kita kehilangan seseorang yang kita kasihi, namun dapat juga sebagai akibat dari kelelahan yang disebabkan oleh tekanan harian yang terus-menerus. Masalah keluarga, tidak memiliki pekerjaan, kesulitan keuangan, dan masalah kesehatan bisa membuat keputusasaan menjadi teman setia. Hal yang sama dapat terjadi pada pergumulan emosional atas perasaan tidak berharga, kegagalan untuk menghilangkan kecanduan, rasa sakit akibat kritik orang lain, atau rasa takut akan ketidakmampuan.

Keputusasaan dapat mencengkram siapapun tanpa diduga, namun Tuhan tidak ingin kita tetap tinggal dalam kabut depresi. Seringkali kita tidak dapat menghindari situasi yang menuntun kita pada keputusasaan, namun kita memiliki pilihan apakah kita tetap mau tinggal dalam kondisi itu. Daud memilih untuk menguatkan dirinya di dalam Tuhan dan tidak ikut hancur dalam kesengsaraan. Ia mengetahui bahwa Allah adalah satu-satunya yang dapat memberinya perspektif yang tepat atas masalahnya dan menyediakan tuntunan yang ia perlukan.

Saat Anda putus asa, kemana Anda berpaling? Mungkin hal terakhir yang Anda inginkan adalah membaca Alkitab dan berdoa -- pertama-tama, Firman Tuhan nampak seperti kata-kata yang tak bermakna dan doa-doa Anda terasa hampa. Namun bila Anda bertekun untuk berseru kepada Tuhan, pada akhirnya Anda akan menemukan kekuatan-Nya yang memberikan ketentraman hati.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN DENGAN KASIH

HIDUP TANPA TERSINGGUNG

PERJUANGAN