PERJALANAN BERSAMA TUHAN

 Perjalanan Bersama Tuhan Mazmur 84:6 TB [6] Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah! Mengikuti Tuhan adalah sebuah perjalanan.  Hal ini bukanlah keputusan yang hanya dilakukan satu kali. Ini merupakan ziarah seumur hidup, jalan yang harus ditempuh hari demi hari dalam percaya, perubahan, dan kesetiaan. Mazmur 84 menggambarkan sebuah gambar yang indah mengenai para peziarah yang hatinya telah ditetapkan untuk sampai ke tempat kediaman Allah. Mereka diberkati, bukan hanya karena jalan yang mereka tempuh mudah, namun karena kekuatan mereka berasal dari-Nya.  Jika kekuatan kita datang dari diri kita sendiri, kita tidak akan mampu untuk berjalan terlalu jauh. Hidup ini membawa tantangan-tantangan: musim yang kering, mendaki tanjakan, dan rute yang tidak terduga. Jika kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri, kita akan menjadi mudah lelah dan patah semangat.  Namun, ketika kekuatan kita ada dalam Tuhan, perjalanan kita...

TIDAK LAYAK



 Tidak Layak

Ketika seseorang menyakiti Anda atau, lebih buruk lagi, menyakiti seseorang yang Anda cintai, kita mungkin tergoda untuk balas dendam. Lagipula…


Mereka jahat.

Mereka egois.

Mereka berbicara di belakangmu.

Mereka melanggar janji besar.

Mereka memfitnahmu.

Mereka mengkritikmu.

Mereka mengabaikanmu.

Mereka keterlaluan.

Mereka menjauhimu.

Mereka pantas dihukum, kan? Pantas merasakan sakit yang sama? Mereka pantas menerima hukuman yang tidak hanya akan membantu mereka belajar, tetapi juga melukai mereka sama parahnya.

Akan tetapi—karena Tuhan melihat hal-hal secara berbeda, standar maupun cara-Nya terkadang mengejutkan. Itulah mengapa rasul Paulus, saat menulis kepada jemaat di Tesalonika, berkata:

“Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas yang jahat dengan yang jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.”

1 Tesalonika 5:15 PBTB2

Kata-kata Paulus persis dengan kata-kata Yesus—mengasihi sesama seperti dirimu sendiri; memperlakukan orang lain sebagaimana Anda ingin diperlakukan oleh mereka. (Lihat: Matius 22:38-40)

Jalan Tuhan mungkin tidak selalu mudah, tetapi selalu dapat dipercaya.

Ketika kita memilih untuk tidak mengampuni, maka kebencian dan kecemasan serta kepahitan akan mudah mengakar. Namun, ketika kita memilih untuk mengampuni (meskipun kita mungkin perlu mempertimbangkan batasan baru), maka kasih dan damai sejahtera serta pemulihan dapat bertumbuh.

Bagaimana dengan Anda? Pernahkah Anda berlaku kejam? Pernahkah Anda egois? Menjelekkan seseorang di belakangnya? Melanggar janji besar? Berbohong, mengkritik, mengabaikan, atau melakukan hal yang keterlaluan? Pernahkah Anda memutuskan untuk menyerah dan menjauhi orang lain?

Dengan cara unik kita sendiri, kita semua pernah mengecewakan seseorang. Kita telah mengabaikan perintah Tuhan dan, sebaliknya, menciptakan aturan sendiri. Kita telah berdosa.

Kita layak menerima murka Allah, tetapi sebaliknya, Dia menawarkan kasih-Nya yang tanpa syarat kepada kita.

Karena pengorbanan terbesar Yesus, kita tidak mengalami apa yang pantas kita terima. Dan bahkan ketika Yesus tergantung di kayu salib, menghembuskan napas terakhir-Nya di dunia, Dia berseru, “Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.” (Lukas 23:34)

Yesus membalas kejahatan kita dengan belas kasihan yang luar biasa, membiarkan kita bebas untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Jadi hari ini, mari kita menghormati pengorbanan-Nya dengan memperlakukan orang lain sebagaimana Dia memperlakukan kita.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

HUBUNGAN DENGAN KASIH

HIDUP TANPA TERSINGGUNG

HATI TERIKAT PADA TUHAN,BUKAN HARTA